,
Pengantar Management dan Bisnis
Ayat yang berkaitan dengan (Planning,
organizing, leading, Controlling dan know each other) dalam Management dan Bisnis
·
Perencanaan
(planning)
Dalam hadits, Nabi Muhammad SAW
bersabda;
“Jika engkau ingin sesuatu
pekerjaan maka pikirkanlah akibatnya. Jika perbuatan tersebut baik ambilah, dan
jika perbuatan itu jelek, maka tinggalkanlah” (H.R. Ibnu Mubarak).
Penjelasan :
Memilih
hadist ini karena dalam suatu manajemen pasti akan diawali dengan planning atau perencanaan. Jika
ingin membangun suatu program apa suatu pekerjaan, diupayakan untuk berfikir
atau merencanakan sesuatau sebelum salah jalur atau bisa gagal didalam usaha
maupun bisnis. Apabila dalam suatu perencanaan gagal, maka hakikatnya kita
merencanakan suatu kegagalan. Suatu planning atau perencanaan senantiasa
berkaitan dengan tujuan masa depan. Mengingat masa depan tidak biasa kita tebak
dan selalu berubah serta tidak menentu. Sehingga dibutuhkannya suatu
perencanaan yang benar-benar cermat dan matang.
Hampir semua orang maupun organisasi
memiliki perencanaan. Pada intinya, perencanaan dibuat sebagai upaya untuk
merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau
perusahaan. Dimana perencanaan tersebut dikatakan baik apabila ketika apa yang
sudah dirumuskan mampu berjalan serta mencapai tujuan yang diharapkan.
Sebaliknya, apabila perencanaan itu buruk yaitu ketika apa yang telah
dirumuskan dan ditetapkan tidak berjalan sesuai harapan. perencanaan sebagai
proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk
pencapaian tujuan tersebut menyeluruh, serta merumuskan system perencanaan yang
menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan
organisasi hingga tercapainnya tujuan orgnisasi.
Sedangkan
perencanaan dalam pandangan islam yaitu suatu keniscayaan dan merupakan
kegiatan awal dari suatu organisasi, instansi maupun bisnis, yang bertugas
memikirkan hal – hal yang terkait dengan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang
maksimal, optimal dan baik menurut ajaran islami. Perencanaan merupakan bagian
penting dari sebuah kesuksesan. Dalam prespektif al-Qur’an, kesuksesan atau
kebahagiaan yang perlu digapai oleh manusia adalah kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat.
·
Pengorganisasian
(organizing)
Dalam
bahasa Arab, pengorganisasian diistilahkan dengan al-tandhim. Organisasi
adalah suatu wadah atau setiap bentuk perserikatan kerja sama manusia
(didalamnya) ada struktur organisasi, pembagian tugas, hak dan tanggung jawab
untuk mencapai tujuan bersama. Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa
pada intinya organisasi adalah wadah kerjasama manusia yang terstruktur untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Menurut Mahmud Hawary:
وضع كل شيء في مكانه وكل شخص في مكانه وربط الاشياء
ببعضها والاشخاص ببعضها من اجل تكوين وحدة متكاملة اكبر من مجرد الجمع الحسابى
لآجزائها
Menjalankan sesuatu sesuai dengan
fungsinya, demikian juga setiap anggotanya dan merupakan ikatan dari perorangan
terhadap yang lain, guna melakukan
kesatuan tindakan yang tepat, menuju
suksesnya fungsi masing-masing
penjelasan :
memilih
hadist ini karena diatas menjelaskan bahwa mejalankan dalam kesatuan angota
adalah tindakan yang tepat untuk menuju sukses atau yang diinginkan.
organisasi adalah suatu wadah atau
setiap bentuk perserikatan kerja sama manusia (didalamnya) ada struktur
organisasi, pembagian tugas, hak dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan
bersama. Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa pada intinya organisasi
adalah wadah kerjasama manusia yang terstruktur untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
Jika mengerjakan suatu pekerjaan yang mana bila mereka kerjakan
sendiri-sendiri sulit untuk
diselesaikan maka terjadilah suatu
organisasi bisa dua orang atau lebih
dari dua orang untuk bekerja sama,
minimal sederhana bentuknya. Semakin banyak jumlah orang yang tergabung dalam kerjasama tersebut, maka kerja
sama harus semakin disempurnakan baik itu bentuknya
(strukturnya), aturannya maupun aktivitasnya, karena hal itu menunjukkan bahwa organisasi tersebut semakin besar dan tentunya
permasalahanpun akan semakin mudah
terlaksana.
- seorang
pemimpin (leading)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Ibn umar r.a berkata : saya telah
mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan
diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan
diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan
ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah
tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang
pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya
juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan
akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya.
(buchary, muslim)
Penjelasan :
Memilih hadist terseburt karena disitu terdapat sebuuah penjelasan bahwasannya
seorang pemimpin diminta pertangungjawaban tergantung sebagai apa orang
tersebut. Seperti kepala negara yang suami
akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara
rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan
seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik
majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian
pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya.
Pada dasarnya, hadist di atas
berbicara tentang etika kepemimpinan dalam islam. Dalam hadis ini dijelaskan
bahwa etika paling pokok dalam kepemimpinan adalah tanggun jawab. Semua orang
yang hidup di muka bumi ini disebut sebagai pemimpin. Karenanya, sebagai
pemimpin, mereka semua memikul tanggung jawab, sekurang-kurangnya terhadap
dirinya sendiri. Seorang suami bertanggung jawab atas istrinya, seorang bapak
bertangung jawab kepada anak-anaknya, seorang majikan betanggung jawab kepada
pekerjanya, seorang atasan bertanggung jawab kepada bawahannya. Begitu pila
dalam sebuah perusahaan manajer menjadi pertangungjawaban atau menjadi memimpin
dalam yang ada disuatu perusahaan tersebut.
· Pengawasan atau pengendalian (Controlling)
“Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaan kalian), yang mulia (di sisi Allah), dan mancatat
(pekerjaan-pekerjaan itu), mereka mengetahui apa yang kalian kerjakan. (Al
infithar ayat 10-12).
Penjelasan :
Memilih surat ini karena
menjelaskan bahwa bahwasannya sesungguhnya ada para malaikat pencatat amal
perbuatan. Mereka mulia-mulia. Maka janganlah kalian menghadapi mereka dengan
amal-amal keburukan, karena sesungguhnya mereka mencatat semua amal perbuatan
kalian. Ajaran Islam sangat memperhatikan adanya bentuk pengawasan terhadap
diri terlebih dahulu sebelum melakukan pengawasan terhadap orang lain. Hal ini
antara lain berdasarkan hadits Rasulullah Saw sebagai berikut:
(حاسبوا أنفسكم قبل أن بحاسبوا ونوا أعمالكم قبل أن توزن (الحديث
Artinya:
“Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain. Lihatlah terlebih dahulu
atas kerjamu sebelum melihat kerja orang lain.” (HR. Tirmidzi: 2383).
Tujuan melakukan pengawasan,
pengendalian dan koreksi adalah untuk mencegah seseorang jatuh terjerumus
kepada sesuatu yang salah. Namun seorang pengawas harus mengoreksi dirinya sen
diri benar apa tidak dalam melalukan pekerjaan sebelum mengoreksi pekerjaan
orang lain atau bawahannya. Pengawasan merupakan salah satu dari fungsi manajemen. Ilmu
Manajemen diperlukan agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan efisien
serta efektif. Banyak ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang pentingnya
manajemen.
- Saling mengenal (know each other)
Allah menciptakan manusia
dari seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa), dan menjadikannya
berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling
mencemoohkan, tetapi untuk saling mengenal dan menolong. Allah tidak menyukai
orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kepangkatan atau
kekayaan karena yang mulia diantara manusia disisi Allah hanyalah orang yang
bertakwa kepada-Nya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍۢ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًۭا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۭ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa –
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. Al Hujuraat (49):13]
Penjelasan :
Memilih hadist
tersebut bahwa saling mengenal sesama manusia walaupun berbeda dalam Suku,
agama, warna kulit. Karena sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Namun banyak kebiasaan manusia memandang kemuliaan dengan
kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang mulia itu
adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah. Mengapa manusia saling mengolok-olok
sesama saudara hanya karena Allah menjadikan mereka bersuku-suku dan berkabilah-kabilah yang
berbeda-beda, sedangkan Allah menjadikan seperti itu agar manusia saling
mengenal dan saling tolong menolong dan kemaslahatan-maslahatan mereka yang bermacam-macam.
Namun tidak ada kelebihan bagi seseorangpun atas yang lain, kecuali dengan
taqwa dan keshalihan, disamping kesempurnaan jiwa bukan dengan hal-hal yang
bersifat keduniaan yang tidak pernah abadi.
Manusia terlahir sebagai mahluk
sosial, yang saling ketergantungan dengan manusia yang lain, manusia tidak bisa
hidup sendiri, manusia di pandangan Allah semua sama, hanya tingkat
ketaqwaannya lah yang membedakannya. Maka dari itu berbaik-baiklah dalam
bermasyarakat.
Begitu pula dalam beroganisasi pasti mendapatkan pendapat yang
berbeda dalam berorganisasi. Namun kita bisa memahami dan harus bersabar karena
seseorang pasti mempunyai pendapat.